Oleh: Syaikh Abdullah Abdullah Azzam
Hari ini kita melihat jumlah pemuda muslim yang telah beriltizam (Multazim) untuk Islam yang banyak sekali, sampai sampai kita bisa melihat di satu kota, ada ratusan ikhwah disana ! meski jumlah mereka luar biasa, namun jika anda mencoba untuk menghitung jumlah personal yang aktif, bersungguh sungguh, dan penuh semangat sehingga layak disebut aktifis Islam, niscaya anda akan mendapati jumlah mereka tidak mencapai seratus orang. Bahkan anda dapat menghitung dengan mudah dan menyebutkan nama nama mereka.
Lalu mana
kerja, usaha, dan sumbangsih sekian ribu Multazim itu?! Mana dakwah, hisbah dan
jihad mereka?
Mereka
mengambil peran sebagai penonton, tak lebih. Mereka merasa cukup sekedar telah berpindah dari jahiliyah
kepada Islam. Setelah itu, mereka berhenti dititik ini, tidak ingin
meninggalkannya, tidak berhasrat untuk meningkat ke titik berikutnya, bahkan
untuk sekedar mempersiapkan diri mereka sendiri hingga nantinya mereka sanggup
melangkah dan memberikan sumbangsih dalam pelbagai bidang amal Islami.
Jika salah
seorang anda tanyakan, apa sumbangsih mereka kepada Islam, apa amal yang yang
telah mereka kerjakan di jalan dien ini, dan apa yang telah mereka persembahkan
kepada jamaah sejak mereka beriltizam sampai hari ini, mereka pun diam seribu
bahasa.
Kita dapati
mereka merasa cukup dengan menjadi pendengar saja, mereka merasa sudah cukup
menghadiri halaqoh pengajian, pertemuan , seminar, membaca edaran, bulletin,
dan sudah.
Atau menjadi
seorang yang pasif tanpa sumbangsih.
Dilihat dari
sisi amal Islami manapun, mereka tetap menjadi sosok yang benar benar tidak
serius dalam mempersiapkan diri.
Problem seperti
inilah yang membuat tidak tergalinya berbagai potensi untuk Islam dan din.
Potensi yang semestinya tampak nyatadi semua bidang amal Islami, dakwah dan
jihad.
Orang orang
yang hanya menyumbangkan sisa waktu, membelanjakan sedikit sekali dari
kekayaan, serta mengerahkan upaya yang sangat minim untuk Islam ini mestinya
tahu bahwa Allah itu Maha Baik, tidak menerima kecuali yang baik, sebagaimana
Allah tidak menerima sedekah yang buruk, jika itu sengaja dipilih untuk Islam.
“Dan janganlah
kamu memilih sesuatu yang buruk buruk lalu kamu nafkahkan dari padanya (Al
Baqarah:276)
Sesungguhnya
yang dikehendaki oleh Islam adalah sebagian besar waktumu, hampir seluruh
hartamu, dan segarnya masa mudamu, Islam menghendaki dirimu, seluruhnya. Islam
menghendaki saat kamu bertenaga, bukan saat sudah loyo. Islam menghendaki masa
mudamu, masa kuatmu, masa perkasamu, dan bukan masa rentamu. Islam menghendaki
semua yang terbaik, termulia dan teragung darimu
0 komentar:
Posting Komentar