Laksana
ayat-ayat-Nya yang melantun indah jika engkau baca dengan tartil.
Saat awal bertemu, Ibarat menatap saktah. Aku hanya mampu terpanah dan menghentikan
nafas sejenak
Layaknya
huruf tarqiq lam tanpa jalalah, ada rasa tipis dan halus menyusup di jiwaku
Selanjutnya
Ibarat huruf-huruf isti’la rasa itu menebal dari waktu ke waktu
Seumpama
Fawatihus Shuwar yang tersenandung merdu namun pernuh misteri
Laksana
Alif Lam Mim, Saat itu ku pikir hanya Tuhan yang tahu tafsirmu
Maka
awalnya, aku hanya berharap agar bisa mengeja namamu dengan tartil
Namun bagaimanapun kau adalah ayat
kauniyah-Nya yang selalu membuat penasaran Aqliyah ku .
Maka
izinkan aku untuk belajar tentang hukum-hukum cinta-Nya kepadamu
Meski aku
di matamu mungkin bagaikan nun mati di antara idgham billagunnah. terlihat tapi
dianggap tak ada.
Akan Ku
ungkapkan maksud dan perasaanku seperti Idzhar Halqi yang jelas dan terang
Jika nun
mati bertemu ba disebut Iqlab, maka jika aku bertemu dirimu, itu kusebut cinta
Cinta
yang Seumpama Nun mati diantara dua Mim yang hilangkan jarak diantara kita
Sejenak
kita bertemu pandang, lalu tiba - tiba semua seperti Idgham mutamaatsilain,
melebur jadi satu
Sama
halnya dengan Mad ‘aridh yang jika bertemu lin sukun aridh akan berhenti,
seperti itulah pandanganku padamu
Kau
dan aku seperti Idgham Mutajanisain, perjumpaan 2 huruf yang sama makhrajnya
tapi berlainan sifatnya
Selanjutnya
Laksana Idgham Kamilah, ia Menyatu dengan
sempurna
Cintaku
padamu seperti Mad Wajib Muttasil, paling panjang di antara Mad yang lainnya
Ibarat
Mad Lazim, mencintaimu terasa wajib untuk diperpanjang 6 harakat
Meski
perhatianmu terlihat seperti alif lam syamsiah, ku baca samar ibarat bintang Surius
yang hadir bersama Mentari
Cintaku
padamu seperti alif lam Qomariah, terbaca jelas layaknya Purnama diantara Rasi bintang selatan
Laksana
huruf Tafkhim, namamu tercetak tebal di pikiranku
Ibarat
bertemu Mim Bertasydid, Suaramu senantiasa mendengung meresonansi Jiwaku
Seumpama
Qolqalah Kubra, Bayang-banyangmu mengema keras di dinding hatiku
Semoga
cinta kita ini seperti idgham bilagunnah, cuma berdua, lam dan ro’
Seperti
Hukum Imalah yang dikhususkan untuk Ro’ saja, begitu juga aku untukmu.
Layaknya
Ta’anuqul Waqaf , engkau hanya boleh berhenti di salah satunya. DIA atau aku
Aku
harap cinta kita seperti waqaf lazim, berhenti sempurna hingga akhir hayat.
Semoga
seperti mad aridh liy sukun yang menjadi pertama di surah Al-Fatihah dan mengakhiri Surah An-Nass
Puisi
tajwid cinta ini pasti akan berakhir, namun hukum-hukumnya akan tetap abadi
Begitupun
aku yang akan senantiasa mentartilkan namamu setelah kata cinta hingga akhir
nafas
Sebab
Membaca Al-Qur’an dengan tajwid adalah Hukumnya Fardhu Ain
Maka
mari belajar tajwid dengan cinta
Semoga
muara cinta kita ini adalah cinta-Nya
Catatan: Puisi bebas ini adalah penyempurnaan dengan perbaikan, pengembangan dan penambahan dari puisi yang sebelumnya telah dipos oleh anonim pada Islam Pos
4 komentar:
Mantap
Mantab
Subhanallah
Cinta karena ALLAH pasti beroleh bahagia
Barakallahu fik
Posting Komentar