Oleh: Muwahid Ummah
“Seharusnya dari sinilah semua bermulai…
“Seharusnya dari sinilah semua bermulai…
Sebuah ungkapan kerinduan akan kembalinya identitas awal mesjid, sebagai pusat pergerakan ummat islam yang saat ini terlupakan khususnya oleh para pemuda islam. dimana kita hanya akan melihat sangat sedikit pemuda islam yang memiliki komitmen untuk membangun kembali peradaban dimulai dari tempat ini.
Pemuda yang terjebak oleh sistem kapitalis lebih memilih menyesaki lorong-lorong mall dan pusat perbelajaan modern dengan gaya berpakaian bak artis holiwood. Sedangkan, Mahasiswa yang bertitle aktivis berlomba-lomba untuk memenuhi ruang-ruang seminar, parlemen jalanan dan koridor-koridor kampus, sedang disaat yang sama azan berkumandang dan mesjid-mesjid tetap saja sepi. Belum lagi jika diadakan kajian keislaman niscaya hanya dihadiri minoritas orang dari mayoritasnya ummat islam. lalu kemanakah sebagian besar pemuda islam, Kemanakah Mahasiswa Sebagai Intelektual tercerahkan yang memiliki kewajiban lebih untuk mempelajari Agama ini? tak tahulah…. Tapi konser musik terlihat begitu ramai oleh orang-orang Atheis, Hedonis, Anarkis, kriminalis, hingga yang mengaku Idealis bahkan mungkin religius.
Pada masa awal islam kemakmuran mesjid menjadi barometer dari keberhasilan ummat islam, mesjid menjadi tempat kajian-kajian ilmiah islam, tempat pembinaan mental dan ukhuwah kaum muslimin dan satu hal yang perlu kita catat. Dimana ketika ummat islam hijrah ke madinah dan meninggalkan masjidil haram, ummat islam dipenuhi kerinduan dan semangat yang begitu besar untuk kembali dan membebaskan masjidil haram dari lingkup kejahiliyaan. Terdapat pelajaran dimana Rasulullah saw melakukan fathul makkah dengan sebuah tujuan besar untuk membebaskan masjidil haram yang akan mampu menjadi simbol persatuan ummat islam yang mampu memberi energi besar dalam penyebaran risalah tauhid dikemudian hari dan terus berdampak hingga saat ini.
Saat kita mencermati Al-qur’an dan Hadist Nabi Saw, Allah swt telah memberi jaminan keimanan dan perlindungan di hari Akhir bagi orang-orang yang ikhlas dalam memakmurkan mesjid. Suatu yang berarti bahwa Allah swt akan memilh orang-orang diantara hamba-Nya untuk menjadi manusia-manusia, Pemuda-pemuda yang hatinya tertambat pada rumah-rumah-Nya yang mulia. Suatu hal yang menjadi keyakinan bagi setiap mahasiswa/Pemuda yang akan membangun peradaban dimulai dari mesjid. Hatinya akan senantiasa berorientasi pada ibadah(hati tertambat dimesjid) hingga setiap geraknya insya Allah akan bernilai ibadah. Hingga dari situlah peradaban itu dibangun dari sebuah tempat yang diberkati untuk kemudian menembus tembok-tembok mesjid dan memasuki ruang-ruang kuliah hingga kawasan sosial yang saat ini sedang kritis.
Mesjid yang memiliki sejarah sebagai markas pergerakan islam yang progresif dan dinamis sejak berdirinya daulah Nubuwwah di Madinah, saat ini seakan tinggal Sirah dan hanya menjadi Simbol tanpa Ruh. Namun Bukan mesjid yang akan kita salahkan. Karena Mesjid hanyalah salah satu makhluk Allah Subhanahu wata’ala yang akan menjadi saksi di Akhirat kelak atas Ketidak pedulian kita dalam menunaikan kewajiban. Kitalah yang patut untuk Intropeksi diri, kritis. Mencari dimana letak kesalahan kita.
Wassalam
0 komentar:
Posting Komentar