Pages

 

Rabu, 15 Mei 2013

Al-Qur’an: Sebuah Risalah Perubahan

0 komentar
Ditulis untuk menyambut Launching Hasanuddin Qur'an Community 
(Komunitas Pecinta dan Penghafal Al-Qur'an Universitas Hasanuddin)

Lintasan sejarah telah menampilkan tokoh-tokoh dengan goresan pena yang mampu membawa perubahan besar dalam sejarah kemanusiaan. Diantaranya kita menengenal Plato dengan Republic-nya yang telah menetapkan dasar-dasar politik bagi peradaban Barat yang masih berpengaruh hingga kini, disana juga ada nama Isaac Newton dengan karyanya Principia mathematica yang menjadi basis bagi pengembangan Sains dan Teknologi. tak lupa pula Sang Begawan Ekonomi Klasik Adam Smith yang menulis The Wealth of Nation yang merupakan pondasi bagi sistem ekonomi dan ideologi Kapitalis yang mendominasi saat ini. Micheal Hart telah menempatkan nama-nama orang-orang diatas sebagai bagian dari 100 manusia paling berpengaruh dipanggung sejarah dunia. 

Hampir dari Kita semua  mengetahui bahwa Michel Hart Penulis buku The 100 menempatkan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sebagai manusia paling berpengaruh di Dunia, bahkan meski tanpa pengakuan itu sekalipun kita tetap mengimani bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam adalah rahmatan lil Alamin. Jika para tokoh-tokoh yang telah kita sebutkan diatas  hadir beserta Magnum Opus-nya masing-masing untuk membawa perubahan besar tehadap kondisi ekonomi, politik dan sains  yang pada tahapan selanjutnya mempengaruhi kondisi sosial  dalam kehidupan ummat manusia.  Maka tentu patut bagi kita untuk memahami bagaimana Al-Qur’an  sebagai Kitab yang diturunkan kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang merupakan Kalamullah memberikan pengaruh serta mengetahui bagaimana kemukjizatan Al-Qur’an telah membawa perubahan yang begitu luar biasa dan sulit untuk dicari tandingannya sepanjang sejarah peradaban manusia.

Jazirah Arab, padang tandus yang berpasir dan berbatu, Di abad ke 6 Masehi merupakan wilayah yang dihuni oleh bangsa arab yang hidup dalam suasana primordialisme. Suku-suku saling serang, berperang dan memperebutkan pengaruh atas nama kehormatan klan. Dari sisi moral minuman keras menjadi hal biasa, model-model perkawinan yang diluar akal sehat telah membudaya. Transaksi-transaksi ribawi yang dikontrol oleh kaum Yahudi begitu merajalela, Mengalir di nadi  dan mencekik kerongkongan perekonomian bangsa arab yang didominasi oleh perdagangan. Dan yang paling menyedihkan jejak risalah tauhid yang dibawah oleh Khalilullah Ibrahim Alaihis Salam seakan hilang termakan oleh budaya syirik penyembahan berhala-berhala yang tak dapat berbuat apa-apa.  Hal ini sekaligus menjadi puncak kejahiliyaan saat itu. Patut dipahami bahwa kejahiliyaan-kejahiliyaan ini tidak hanya terjadi di Jazirah Arab. Namun juga menyelimuti seluruh permukaan bumi yang dihuni manusia pada masa itu. Hanya saja perseteruaan dan perpecahan suku-suku arab yang telah sampai pada tingkat kronis menjadikan mereka sama sekali tidak memiliki nilai dalam pentas peradabaan saat itu yang diwarnai oleh perseteruan dua Imperium raksasa  Kekisraan Persia dan kekaisaran  Romawi. 

“Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka kitab dan Hikmah (As-Sunnah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,” (QS-Al-Jumu’ah [62]: 2)

Allah Tabaraka wa Ta’ala berkehendak mengangkat kejahiliyaan pada diri ummat manusia dengan mengutus seorang Nabi ditengah-tengah bangsa Arab yang Ummi, yang mengajarkan mereka Al-Kitab, Yakni Al-Qur’an dan Memahamkan mereka dengan Hikmah, Yakni As-Sunnah, Membimbing mereka dengan Qudwah. Dan mengantarkan mereka dari kesesatan yang nyata menuju petunjuk dan kebenaran yang terang benderang. 

Al-Qur’an dengan gaya sastra yang memukau dan tak ada tandingannya mengajak manusia kepada Tauhid, hidup dalam keindahan Syari’at Allah Subhanahu wa Ta’ala berupa perintah dan larangan yang kongkrit, serta berisi kisah-kisah yang menjadi nasehat yang berharga bagi manusia dengan penyampaian dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang penuh hikmah, telah menggerakkan bangsa Arab dari lumpur kebodohan menuju kemuliaan ilmu Islam, dari bangsa yang sebelumnya tidak diperhitungkan, dengan cepat bagai arus tsunami menggebrak tembok peradaban dan hanya dalam waktu tidak lebih dari 23 tahun Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan para Sahabatnya Radhiaallahu Anhu Ajmain telah membimbing seluruh Jazirah Arab diatas risalah keimanan, Menyampaikan ajakan kebenaran kepada seluruh penjuru, termasuk Persia dan Romawi. Dan hanya dalam waktu tidak lebih dari setengah abad sejak diturunkannya Ayat pertama  dari Al-Qur’an. Keadilan Islam meruntuhkan begitu banyak kekuasaan Tiran yang zhalim dan  Risalah Tauhid  telah mengalir disisi aliran sungai Talas di Perbatasan Cina dan menyeruak hingga bibir pantai Atlantik di Maghrib  Afrika.

Al-Qur’an menjadi sumber ilmu pengetahuan yang digali diatas nilai-nilai keilahian, Bahasa Arab sebagai bahasa Al-Qur’an secara otomatis menjadi bahasa ilmu pengetahuan. Dengan Ayat pertamanya yakni Iqra Bismi Rabbika “Bacalah dengan nama Tuhanmu”, menjadi pembukaan yang sempurna untuk memulai sebuah budaya intelektual yang beradab. Al-Qur’an telah menginspirasi pengembangan berbagai macam disiplin keilmuan.  Ilmu pengetahuan yang digali melalui sumber yang murni yakni Al-Qur’an dan penjelasan yang suci dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam telah Melahirkan sebuah jaringan kebudayaan intelektual yang universal yang berasaskan pada kebenaran, terbuka bagi seluruh pihak dari bangsa dan kelompok manapun yang ingin menelaah dan mengambil manfaat darinya.  

Dari sisi Sosial, Ekonomi, Politik & Kebudayaan, pemahaman akan Al-Qur’an oleh para As-Salafush shalih telah mewujudkan Landasan Aqidah, Ibadah, dan Akhlak yang kuat dan hal tersebut menjadi dasar yang digunakan dalam interaksi sesama manusia yang begitu memukau, kita menemukan begitu banyak sejarah yang memaparkan bagaimana keagungan akhlak  para pendahulu kita yang shaleh dalam kehidupan bermasyarakat.

Teori sosial  Qur’ani dibangun diatas dasar Keimanan, Cinta, dan Persaudaraan. Hal inilah yang mampu menyatukan ummat manusia dan bangsa arab secara khusus pada masa awal turunnya Al-Qur’an untuk berjuang diatas jalan kebenaran dari keadaan sebelumnya yang bercerai-berai diatas lorong-lorong buntu kejahiliyaan.

Landasan gerak bagi kehidupan sosial yang ditawarkan Islam. Tentu berbebeda dengan Landasan gerak sosial berdasarkan “Pertarungan antar Kelas” yang dijajakan oleh kaum Sosialis ataukah landasan Pengejaran keuntungan duniawi sebesar-besarnya oleh penganut Utilitirianisme dan Kapitalisme. Sangat Berbeda, Layaknya  perbedaan Surga dan Neraka. Jika Islam menawarkan keimanan, Cinta, dan Persaudaraan, sebaliknya ideologi-ideologi diatas menawarkan. Ateisme, Kebencian antar kelas sosial, dan permusuhan. Saat Sistem Islam menawarkan Ta’awun yakni saling tolong-menolong dan mengasihi antara sesama manusia, Sistem-sistem tersebut malah melakukan eksploitasi diluar batas kemanusiaan terhadap pihak-pijak tertentu. Ketika Islam menganjurkan Si kaya membantu Si miskin, Laki-laki dan perempuan saling mencintai, Pemerintah dan Rakyat saling menasehati dalam keadilan dan kebaikan, kaum liberalis dan kiri malah memanasi agar mereka bertarung, memperebutkan posisi dan Hagemoni, Saling mencaci-maki. 

Jelaslah sudah keindahan konsep sosial yang ditawarkan Al-Qur’an. Dimana seluruh manusia, berapapun hartanya, apapun ras, suku, bangsa dan kelompoknya semua setara dari sisi sosial, Allah Subhanahu wa Ta’ala. menilai manusia berdasarkan derajat ketakwaannya. Dan hal ini bukan hanya ilusi, utopia yang didongengkan oleh para ilusionis. Kehidupan berdasarkan konsep Al-Qur’an telah terealisasi dimasa puncak peradaban yang pernah dikenal oleh ummat ini yakni dimasa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam hidup Bersama para Sahabatnya Radhiallahu Anhu Ajmain, Hal ini bukan diukur oleh limpahan materi pemuas syahwat ataukah bangunan-bangunan megah yang membuat angkuh. Akan tetapi Puncak peradaban Islam pada masa tersebut diukur atas nilai-nilai keilahian yang terimplementasi secara menyeluruh, Kemanusiaan yang dijalankan secara utuh, Warisan ilmu yang bermutu, Sumbangan atas peradaban yang dialirkan oleh  para pendahulu dan manfaatnya dirasakan oleh manusia yng berada disepanjang alirannya hingga yang kelak mereka yang ada penghilir.       
  
Ide Perubahan yang terdapat dalam al-Qur’an adalah untuk mengajak manusia kembali kepada fitrahnya, yakni memurnikan Ibadah hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.. Menjadikan Tauhid satu semata-mata hanya untuk-Nya. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang menyampaikan Al-Qur’an membimbing manusia agar mampu memaksimalkan seluruh potensinya, akal, perasaan, dan Panca indra untuk mampu mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala. dengan memahami ayat-ayat-Nya. Al-Qur’an membimbing akal manusia untuk mampu berfikir merdeka diatas cahaya pentunjuk wahyu. Semua harus dibangun diatas ilmu, utamanya ilmu Syari’at yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagaimana yang dipahami oleh generasi terbaik ummat ini. Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam melarang pengikutnya untuk bertaqlid buta yang pada akhirnya akan mengakibatkan kejumudan berfikir yang berakibat negatif bagi proses kebangkitan Islam. 

Para ulama bersepakat bahwa hal pertama yang harus dilakukan dalam perjalananan menuju kebangkitan Islam adalah mendekatkan ummat ini kepada Al-Qur’an. Dan sejarah telah membuktikan bagaimana Bangsa Arab yang sama sekali tidak dipandang oleh bangsa-bangsa disekitar laut tengah dan teluk arab secara cepat dan mengejutkan  menjadi bangsa yang disegani oleh dunia dimasa kepemimpinan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan para Khulafurrasyidin. Tidak lain dan tidak bukan karena Rasulullah membimbing mereka dengan Al-Qur’an dan penjelasannya berupa Sunnah beliau. Maka tak ada jalan lain yang dapat kita tempuh guna mewujudkan kembali kejayaan Islam, Selain kembali kepada AL-Qur’an dan As-Sunnah. Kembali mengkajinya. Melahirkan kembali Intelektual-Intelektual Qur’ani yang siap merealisasikan Al-Qur’an dan As-Sunnah dalam kehidupannya. Hasanuddin Qur’an Community merupakan salah satu usaha dan wasilah yang akan bergerak melahirkan Intelektual-intelektual Qur’ani, mewujudkan generasi Rabbani yang akan menjadi sumbu-sumbu bagi kebangkitan Islam yang Insya Allah tidak akan lama lagi.

Tentu kita tidak ingin pengalaman kelam ketika bangsa Indonesia dibawah penjajahan Kolonial Belanda terulang. Dimana Pihak Kolonial melarang para ulama, santri, dan masyarakat melakukan pengkajian Al-Qur’an dan Hadits secara langsung dalam bentuk Tafsir dan Syarah (Penjelasan) Hadits. Dan hanya mengizinkan pembahasan-pembahasan Fiqh. Sebab mereka memahami jika ummat Islam diberikan kesempatan untuk mengkaji Al-Qur’an dan Hadits niscaya akan memahamkan ummat ini bahwa tidak ada yang perlu ditakuti selain Allah Subhanahu wa Ta’ala. dan membuka mata kita untuk melawan segala bentuk kezhaliman, penindasan dan penjajahan yang terjadi. Sebab hakikatnya, Pergolakan yang terjadi diatas muka bumi atas kesempurnaan Hikmah Allah Subhanahu wa Ta’ala. bukan pertarungan kelas akan tetapi pergolakan antara Al-Haq yang berdiri diatas Tauhid yang bertujuan untuk mewujudkan keadilan dan kebahagiaan di Dunia dan di Akhirat berhadapan dengan Al-Bathil Kebatilan yang berdiri diatas  Kesyirikan dengan metode penindasan dan kezhaliman yang hanya akan berujung penyesalan di Dunia dan di Akhirat.

Demikianlah Al-Qur’an yang mengandung prinsip-prinsip agung dan sesuai dengan fitrah manusia telah menjadi rahmat bagi alam semesta, menghadirkan perubahan dan perbaikan besar bagi kehidupan manusia dalam segala bidang, Aqidah, Ibadah, dan Akhlaq, Sosial-Budaya, Ekonomi-Politik hingga Ipteks. Tidak hanya di Dunia Semata akan tetapi hingga kehidupan Akhirat kelak. Maka dengan itu kita dapat mengetahui Al-Qur’an sebagai Kitab yang paling Berpengaruh yang pernah ada, Dan Siapakah yang perkataannya lebih berpengaruh bagi jiwa-jiwa manusia kalau bukan Pencipta jiwa itu sendiri. Semoga apa yang akan kita lakukan melalui Hasanuddin Qur’an Community ini ini senantiasa mendapatkan petunjuk, pertolongan dan berkah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Wallahu a’lam Bishawab. 

Al Faqir ala afuwwu Rabbi
Muwahid Ummah 


0 komentar:

Posting Komentar

 
Read more: http://www.bum1.info/2012/04/cara-membuat-navigasi-paging-halaman.html#ixzz1rc16orji