Pages

 

Sabtu, 12 Mei 2012

Fitrah Ilmu Pengetahuan

0 komentar
Oleh: Muwahid Ummah

Awal berdirinya tonggak sejarah ilmu dalam dunia barat seringkali dikaitkan dengan masa keemasan Yunani kuno, dimana saat itu bermunculan para fisuf-filsuf Yunani diantaranya Aristoteles dan Good Walker (muridnya) yang menyuarakan perlawanan terhadap kemapanan social yang menindas ilmu.  Kemudian, tiba masa kekuasaan kaum Biarawan dan feodal  di eropa yang cukup panjang dan nyaris saja membunuh budaya keilmuan di Eropa saat itu. Tersebutlah orang-orang seperti Galileo, kepler dan Copernicus yang dipaksa memilih kematian akibat penyampaian kebenaran imu pengetahuan yang bertentangan dengan dogma-dogma kaum Agamawan saat itu.

Hingga dimulailah revolusi Prancis dengan salah satu semboyannya yang terkenal di Prancis.

“Gantung agamawan terakhir dengan usus orang bijak terakhir atau gantung Orang bijak terakhir dengan usus agAmawan Terakhir.”

Revolusi inilah yang selanjutnya  melahirkan apa yang kita namakan dengan sekulerisme atau pemisahan antara kehidupan Religius dengan masalah-masalah Ekonomi, Politik, dan Budaya termasuk didalamnya ilmu pengetahuan. Sejak saat itulah  dimulai gerakan sistematis pemisahan antara Ilmu pengetahuan dengan Agama di Eropa yang kemudian menyebar kesetiap sudut bumi seperti yang kita lihat dan rasakan sekarang ini.

Lalu bagaimana dengan Islam?

Islam pada dasarnya telah dimulai sejak pertama kalinya diciptakannya Adam as oleh Allah swt. Disinilah tonggak ilmu pengetahuan itu dimulai dalam pemahaman kita. Setelah menciptakan Adam as Allah Swt mengajarkan kepadanya nama-nama benda . Itulah pengetahuan kedua yang dimiliki manusia setelah Tauhid (ilmu mengesakan Allah swt yang merupakan landasan dasar dan menyeluruh dari ilmu). Kemudian berlanjut pada pengetahuan ilmu pertanian (qabil) dan peternakan (habil). Nabi Idris as menjahit, Nabi Nuh as membuat kapal besar, pengembangan pengetahuan terus berlanjut mengikuti roda zaman. Ini tidak terlalu abstrak bagi kita sebab telah ada pembuktian sejarah mengenai beberapa hal diatas. namun ada beberapa hal yang tentu membutuhkan pembahasan panjang yang tidak memungkinkan untuk dipaparkan disini.

Sebagian kita mungkin menganggap bahwa sejarah islam dimulai bersamaan dengan diutusnya Nabi Muhammad saw. Marilah kita melihat bagaimana islam yang dibawakan oleh nabi Muhammad saw mengandung dan mendukung penuh Ilmu pengetahuan.

Islam adalah agama yang telah membentuk sebuah lingkaran ilmu pengetahuan yang menakjubkan yang tidak memiliki bandingan dalam sejarah ummat manusia. Dari lingkaran ini memancar beragam ilmu, keahlian, karya tulis, bahkan memunculkan jaringan ilmu pengetahuan. (Dr. Muhammad Jamil Ghazi).

Jaringan ini mulai mengirim cahayanya yang pertama  bersamaan dengan wahyu pertama yang diterima Rasulullah saw “bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan”. Sebuah pembukaan yang sempurna untuk memulai sebuah budaya ilmiah dengan membaca. Bukan hanya membaca wahyu tertulis (Al-qur’an dan Hadits). Namun membaca Ciptaan-Nya “Tuhanmu yang menciptakan”.  Alam semesta ini dengan seluruh isinya.

Islam adalah sebuah mata air pengetahuan yang tak akan kering, tambang ilmu yang tak akan habis. Dimana penggali pertamanya adalah Muhammad bin Abdullah Saw dan dieksplorasi oleh para manusia-manusia pencetus Peradaban Para Sahabatnya Radhillahu anhum ajmain. Kemudian dilestarikan oleh para ulama dan ilmuan islam yang selama berabad-abad  telah melahirkan berbagai karya dan penemuan yang menjadi warisan bagi peradaban dan kemanusiaan. Tersebutlah Abu Bakar As-Shiddiq (ahli genealogi) Umar bin Khattab (Praktisi Ekonomi) Imam Bukhari (imam hadits), imam Syafi’I (imam Fiqih) Al-khawarizmi (fisikawan/astronom), Ibnu sina (Bapak kedok), Al-jabar (matematikawan),  imam Qurthubi (sejarawan), Ibnu khaldun (sosiolog), Ibnu Taimiyah (theology,ekonom) Ibnu Qayyim (psikolog) dan terlalu banyak untuk disebutkan satu persatu yang berasal dari berbagai wilayah dan bangsa. Bahkan melakukan transfer pengetahuan kepada umat-umat lain. Hal itu mengisyaratkan islam berhasil membentuk jaringan yang complex dan menunjukkan Ilmu pengetahuan bukan monopoli suatu bangsa atau kaum yang terjadi pada peradaban-peradaban sebelumnya (Yunani,Romawi,Persia,Mesir,dll).

Semua nama-nama ilmuan diatas mampu mensinergikan antara pemahaman Islam mereka dengan ilmu pengetahuan. Menggali nilai-nilai sains dan kemanusian dari Al qur’an dan Hadits. Karena pada dasarnya keduanya sama sekali tidak bertentangan. Sebab  fitrah ilmu pengetahuan adalah islam.

So back to Fitrah.

Mari menjadi Ilmuan Tercerahkan (Ulul Albab)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Read more: http://www.bum1.info/2012/04/cara-membuat-navigasi-paging-halaman.html#ixzz1rc16orji