Pages

 

Minggu, 13 Mei 2012

Sikat Harta dengan Zakat

0 komentar
Oleh: Muwahid Ummah 

Suatu hari di Damascus pusat kekhalifahan dimasa Umar bin Abdul Aziz Rahimahullah. Surat-surat berdatangan dari berbagai wilayah kekhalifahan Islam. Isi surat-surat itu melaporkan bahwa gudang baitul mal tidak lagi cukup untuk menampung harta yang masuk. Mengetahui hal itu Khalifah mengeluarkan Dekrit. 

“pegawai pemerintahan yang belum memiliki kendaraan berikan mereka kendaraan dan Tambahkan Upah para pekerja dari harta baitul mal.”

Setelah keputusan pertama dilaksanakan kembali surat-surat berdatangan dan masih melaporkan hal yang sama. Dikeluarkanlah Dekrit yang kedua. 

“Bayarkan utang orang-orang yang terlilit utang, Nikahkanlah para lajang yang telah siap menikah dan berikanlah modal kerja bagi Ahlu adz-Dzimmah (non muslim yang hidup dibawah perlindungan negara islam).”

Dekrit keduapun dilaksanakan. Namun untuk kesekian kalinya surat-surat dari berbagai penjuru negeri berdatangan dan kembali melaporkan baitul mal masih mengalami over capacity.  Khalifah kemudian mngintruksikan agar mereka memeriksa barang apa yang paling banyak mengambil tempat di Baitul mal. 

Setelah dilakukan Pengecekan maka ditemukan biji-bijian hasil pertanian seperti gandum, Beras, Jelai, dan sejenisnya yang paling banyak memakan tempat di Baitulmal. Maka dikeluarkanlah Dekrit Khalifah yang Ketiga. 

“Sebarkanlah biji-bijian itu di kaki-kaki gunung dan lembah,  hingga tidak ada lagi burung-burung yang kelaparan di negeri kaum muslimin.”

Itulah sekelumit kisah tetang kesuksesan zakat dimasa Khalifah Umar bin Abdul aziz yang kami sarikan dari beberapa riwayat di kitab Al-Amwal karya  Abu Ubaid, Al-Bidayah wan Nihayah oleh Ibnu Katsir, dan beberapa kitab kontemporer.

Membaca kisah ini mungkin akan membuat kita kagum atau bisa jadi tidak percaya. Bagaimana Sebuah Pengelolaan keuangan khususnya Zakat oleh sebuah Pemerintahan Islam mampu menjamin kesejahtraan Penduduknya dari Kalangan Muslimin, Non Muslim, hingga dari jenis hewan sekalipun. Hingga dalam sebuah Riwayat yang masyhur suatu ketika tidak ada lagi orang yang ingin menerima zakat dimasa Umar Bin Abdul Aziz.

Memerlukan Studi Khusus untuk menemukan kembali formula yang Ampuh dalam mewujudkan zakat sebagai Instrument penopang Kemakmuran Ummat manusia. Beberapa Hal dalam upaya Optimalisasi Zakat itu dipaparkan dalam Seminar  “ Sejahterakan Indonesia dengan Zakat” yang dilaksanakan oleh  FoSSEI (Forum Silaturahmi Studi Ekonomi Islam) Regional Sul-Sel. Ahad, 14 Jumadil Tsani 1433H (13/05/12)

Ayo Berzakat untuk Indonesia Sejahtera

Secara bahasa zakat berarti : tumbuh; berkembang; kesuburan atau bertambah (HR. At-Tirmidzi) atau dapat pula berarti membersihkan atau mensucikan QS (9:10).  sedangkan menurut istilah syara' zakat adalah nama bagi suatu pengambilan tertentu dari harta yang tertentu, menurut sifat-sifat yang tertentu dan untuk diberikan kepada golongan tertentu.

Ayat-Ayat Al-Qur’an Seringkali mengandengkan Perintah Mendirikan Shalat dan Menunaikan Zakat  QS (2:43) yang menunjukkan begitu pentingnya kewajiban Zakat ini. Zakat Secara garis besar dibagi menjadi 2 jenis yaitu: Zakat Nafs (jiwa) atau lebih dikenal sebagai Zakat Fitrah Dan Zakat Harta yang yang pembagiannya tidak kurang dari 9 jenis.  Dimana setiap jenisnya memiliki Nisab dan Persentase zakat masing-masing. Jadi tidak hanya 2,5%.

Menurut riset Islamic Development Bank (IDB) potensi zakat di Indonesia mencapai 100-117 Triliun Rupiah!!! Sekitar 10% APBN Indonesia. Jumlah yang fantastis. namun sayang masih berupa Potensi yang belum terealisasi. Jika terwujud, Tentu hal ini akan sangat membantu Program pengentasan Kemiskinan bagi bangsa ini. Jadi Mari Berzakat Untuk Mewujudkannya.

From Mustahik To Muzakki

Zakat itu Menumbuhkan, Zakat itu Produktif!. Untuk mewujudkan Zakat yang bernilai tambah, Lembaga Amil Zakat memiliki tugas berat merealisasikan salah-satu fungsi zakat, yaitu Bagaimana mengubah Penerima Zakat Menjadi Pemberi Zakat (Mustahik To Muzakki). Dengan menggulirkan Zakat pada bidang-bidang Produktif yang menghasilkan value Added bagi Perekonomian.

Tidak adanya orang yang ingin menerima Zakat dimasa Umar bin Abdul Aziz dapat diasumsikan karena Mustahik bertransformasi menjadi Muzakki. Hal ini tentunya didukung Ijtihad Sang Khalifah untuk mengalokasikan zakat pada hal-hal produktif. Pembelian kendaraan bagi pegawai untuk mempercepat penyelesaikan pekerjaan, Menikahkan pemuda akan meningkatkan Marginal Productivity, menambah modal usaha meningkatkan Investasi yang selanjutnya meningkatkan pendapatan Domestik.

Pribadi Muslim kaffah

Mungkin kita bertanya. Apa rahasia Keberhasilan Rasulullah?. Mengapa Kepemimpinan Khulafaurrasyidin begitu gemilang?, Apa penyebab kesuksesan Khalifah Umar bin Abdul Aziz?. Jawabannya. Adanya manusia-manusia berkepribadiaan Islam yang menjalankan sistem agar senantiasa sesuai dengan kehendak Syariat. Keunggulan itu terdapat pada sang Pemimpin maupun yang dipimpin. Para Khulafaurrasyidin memimpin para sahabat Radhiallahu anhu Ajmain. Umar Bin Abdul Aziz memimpin para tabi’in. Dimana kualitas mereka telah dijamin oleh Allah Subhanahu wa ta’ala melalui Firman-Nya dan sabda Rasul-Nya.

Pribadi-pribadi itu merupakan hasil Tarbiyah Islamiyah (Pendidikan Islam) yang dilakukan Rasulullah SAW kepada para Sahabat, Kemudian dilanjutkan oleh para Sahabat Kepada para Tabi’in (murid-murid Sahabat) begitu seterusnya. Pribadi-Pribadi Islam inilah kemudian yang akan membawa nilai-nilai islam seperti, Tauhid, sifat Ikhlas, Amanah,  Itqan (Profesional) dan Keteladanan yang baik kedalam kehidupan mereka.

Tarbiyah Islamiyah akan melahirkan kesadaran masyarakat untuk menjalankan setiap kewajibannya. Termasuk didalamnya membayar Zakat. Kewajiban menjaga Amanah oleh Amil zakat sebagaimana yang kita saksikan pada sirah-sirah generasi awal islam.

Kesimpulan

Setidaknya tiga hal diatas merupakan Landasan strategis untuk mengoptimalkan peran zakat untuk Indonesia Sejahtera.

Zakat itu mensucikan harta, dan dari yang suci lahir keberkahan, dan keberkahan hanya akan mengundang keberkahan selanjutnya.

Jangan takut miskin karena berzakat, bahkan sebaliknya anda terancam jadi orang kaya, Abdurrahman bin Auf dan Utsman bin Affan  buktinya. Biar kaya yang penting sederhana, karena dari kesederhanaan akan lahir Cinta.  Cinta dari penduduk bumi dan penduduk langit.

Jadi Sikat Harta anda dengan Zakat. Tapi ingat  jangan sikat harta orang lain.

Wallahu alam bissawab

0 komentar:

Posting Komentar

 
Read more: http://www.bum1.info/2012/04/cara-membuat-navigasi-paging-halaman.html#ixzz1rc16orji