Pages

 

Sabtu, 12 Mei 2012

SATU ISLAM

0 komentar
Oleh: Muwahid Ummah

Segala puji bagi Allah Subhanahu wata’ ala yang telah memberikan nikmatnya kepada kita sekalian sehingga kita masih mampu untuk tetap berpikir dan memasrahkan diri terhadap Syariatnya sebagai tanda keberislaman kita. Salawat dan salam kita curahkan kepada junjungan Kita Rasulullah Muhammad Saw   Pembimbing Manusia-manusia pencetus Peradaban, Keluarganya dan Para Sahabatnya yang mencintai beliau dan melanjutkan Risalahnya. Sehingga kita bisa merasakan indahnya hidup dalam Islam sampai saat ini.

Islam telah hadir semenjak Allah Swt menurunkan Adam as kemuka bumi untuk mengemban tugas penghambaan dan Kekhalifahan. Maka semenjak itu Allah pun menurunkan musuh bagi tugas mulia tersebut yaitu iblis yang juga dikeluarkan dari surga dengan sumpahnya untuk menyesatkan seluruh ummat manusia dari jalan Tuhan-nya. Dengan itu dimulailah pertempuran antar kebenaran melawan Kebatilan, Keadilan menghadapi Kezaliman, serta Kemanusiaan versus Kesetanan.

Roda kehidupan manusia pun bergulir, berbagai Peradaban besar terlahir, Babilonia, Mesir kuno, Cina kuno, Mesopotamia, Romawi, Indus muncul dan tenggelam. Jaya dan merosot, kuat dan Lemah kemudian mati. Semua berlangsung silih berganti sebagai Realisasi janji Tuhan akan dipergilirkannya kemenangan bagi setiap golongan. Namun ditengah gemerlap dan kelamnya Peradaban. Disana ada secercah cahaya. Diantara Besarnya bagunan Babilonia lahir seorang Ibrahim as, di pinggiran sungai Nil Terlahir Musa as, diantara kuatnya pasukan Romawi Lahir Nabi Syuaib as. dan disetiap peradaban lahir manusia-manusia pilihan untuk memberi petunjuk dan peringatan bagi kaumnya.

Puncak Reformasi ideologi fitrah global pun dimulai, dengan diturunkannya Muhammad saw sebagai Rasul utusan terakhir, membawa risalah global dan menjadi blessing for universe. sebuah perjuangan yang tidak mudah dan berat namun tak patut untuk ditangisi karena kebahagiaan telah tertanam dalam hati sang pejuang Agung Rasulullah Muhammad saw. Bersama para keluarga dan sahabatnya (radhiallahu anhu ajmain) yang mulia. Mereka merintis sebuah peradaban mulia, sebuah peradaban untuk fitrah kemanusiaan yang memanusiakan manusia. Peradaban yang dikelola berdasarkan petunjuk ilahiah, pencipta manusia, Allah swt.

Bersamaan dengan itu muncullah musuh dari peradaban mulia ini.  Diawali dengan kezaliman musyrikin mekkah,pengkhianatan munafiqin di madinah, persekongkolan suku-suku Yahudi di Jazirah arab , Bahkan 2 imperium terbesar saat itu Romawi dan Persia menjadi karang yang siap menghadang tumbuhnya benih peradaban yang semakin hari-semakin bersinar diantara kegelapan disekitarnya. Namun siapakah yang mampu menghalangi cahaya yang Allah swt menginginkan cahaya itu untuk bersinar lebih terang.

Berlalulah masa kenabian dengan kembalinya sang Pemimpin Agung Rasullah saw kepada Rabb-seluruh makhluk menandai finalitas kenabian dengan meninggalkan warisan  Al-qur’an dan As-sunnah dan warisan mulia itu sepeninggalnya digenggam erat oleh manusia-manusia yang telah ia didik secara langsung dalam naungan nubuwwah. Merekalah para pencetus peradaban yang menjadi penghubung  Mukjizat sejarah. hasil didikan langsung dari sang Rasul SAW. Para sahabat rasul (Radhiallahu anhu wa radhu an) yang dalam Al-qur’an digambarkan sebagai benih yang tumbuh menjadi pohon yang kuat dan membuat orang yang memusuhinya menjadi iri.

Tumbuhlah pohon tersebut dimasa Khulafaur Rasyidin ( Abu bakar ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib) Radhiallahu Anhum Ajmain. Peradaban mulia ini kini menyebar keseluruh penjuru, menyibak tabir kezaliman, meruntuhkan kekuasaan tirani dan menggantikannya dengan kemuliaan dan keadilan. namun sebagai mana janji Allah juga muncul orang-orang yang iri. Di masa Amirul Mukminin Abu Bakar Ra  muncul nabi-nabi palsu dengan corong utamanya Muzailamah Al Kadzab. Dimasa Amirul Mukminin Umar Ra, Romawi dan Persia tak henti-hentinya memberikan ancaman akan melumatkan Peradaban Islam hingga seorang Persia bernama Abu Lulu’ah menikam Umar Ra sewaktu perjalannya ke mesjid dan terealisasilah perkataan Rasulullah Saw akan Syahidnya Umar bin Khattab Ra dalam keadaan mulia. di zaman  Utsman Ra mencuat nama Abdullah Bin Saba sebagai Provokator Pemberontakan terhadap Khalifah Utsman Ra yang menyebabkan kesyahidannya juga telah disinyalir oleh Rasulullah Saw pada masa hidupnya. Dan hal ini hampir saja menghacurkan ummat islam. dan Saat Amirul mukminin Ali Ra terjadi fitnah besar pertikaan antara kaum mukmin yang dimanfaatkan oleh orang-orang yang iri untuk memecah belah ummat islam. maka kuatlah Khawarij dan benih-benih Syiah  mulai tersebar.

Namun, pohon yang kuat itu tidak akan tumbang dengan badai yang dahsyat sekalipun dan Allah SWT berkehendak menyatukan hati orang-orang mukmin lewat tangan cucu baginda Rasulullah saw, penghulu Pemuda di Surga dialah Sayyidina Hasan Ra yang telah di isyaratkan oleh Rasulullah Melalui Sabdanya Ketika Hasan Ra masih kanak-kanak, sambil mengangkat Hasan Ra kepundaknya  Rasulullah saw bersabda:

“anakku adalah sayyid, semoga Allah akan mempersatukan dua kelompok besar orang-orang mukmin yang bertikai melalui tangannya”.

 Dan pada masa Hasan Ra terjadilah Islah dari dua kelompok besar kaum mukmin yan bertikai ditandai dengan penyerahan kepemimpinan ummat islam dari Sayyidina Hasan bin Ali Ra ke tangan Muawiyah Ra. Dan hal ini kembali semakin membuat iri orang-orang yang memiliki kedengkian terhadap para sahabat. Maka disusunlah sebuah konspirasi untuk kembali merobohkan pohon yang kuat itu.

Konspirasi terus bergulir. Namun tak satupun yang mampu memadamkan cahaya Islam. Sebaliknya ia semakin bersinar. Memamerkan sebuah peradaban kemanusian hakiki yang membentang dari samudra atlantik hingga samudra pasifik. Mengukir kisah para ksatria yang menawan, memberikan sebuah janji abadi akan kebahagiaan. Meskipun disana terdapat virus-virus namun akan selalu ada antivirus yang terus ter up date untuk menghadapi mereka, sehingga tak mampu merusak sistem sempurna ini yang digaransi hingga akhir zaman.

Dan hari ini, ketika ummat islam atau setidaknya mereka yang menamakan dirinya muslim, mulai meninggalkan keislamannya. Kita kembali dipertontonkan sebuah parade yang mencoba mengoyangkan kemanusiaan yang telah dirintis oleh islam. Dalam berbagai bentuk dan sisi. Dalam 1001 macam isme-isme buatan manusia yang senantiasa gagal dalam eksperimennya yang menjanjikan kesejahteraan. Ummat ini kini dikepung. Bukan dalam satu benteng ideologi. Namun kini mereka telah terpisah dan terpecah begitu banyaknya, sehingga terjadilah apa yang di nubuwatkan oleh Rasulullah saw. Bahwa kelak ummat ini akan bagaikan hidangan yang diperebutkan oleh Ummat-ummat lain meskipun jumlahnya begitu besar namun kita layaknya buih dilautan. Ummat ini tak lagi layaknya satu tubuh yang memiliki visi dan gerak yang sinergis. Tak perlu saya jelaskan panjang lebar mengenai realitas ummat islam masa kini. Karena fakta yang kita saksikan telah menjelaskannya.

Lalu dimana letak kesalahan kita, berbagai pendapat kini bermunculan. Kita kemudian mulai menanggalkan keislaman kita dan beralih kepada sistem-sistem lain yang menjanjikan kesejahteraan. Kita meninggalkan islam bahkan sebelum kita mendatanginya. Kita meninggalkan apa yang seharusnya kita perjuangkan dan berjalan diatasnya. Dan mendatangi mimpi-mimpi buatan manusia dengan naifnya. Meninggalkan apa yang bisa menyatukan kita dan menjadikan kita sebagai penjaga nilai-nilai kemanusiaan yang berlandaskan tauhid. Kita meninggalkannya begitu jauh hingga kita tersesat kemudian terjerumus dan tak sadarkan diri. Lalu masih adakah keinginan kita untuk kembali kepada apa yang bisa menyatukan kita. Biarlah firman Allah swt dan Sabda rasul-Nya yang mengingatkan kita.

 ”Dan sesungguhnya (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan dari jalan-Nya” (al-An’am:153)

“Mereka yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik diantaranya (Al-qur’an). Mereka itulah orang-orang yang telah diberikan petunjuk oleh Allah dan mereka itulah orang-orang Ulil Albab” (Az-Zumar:18)

“sesungguhnya barangsiapa yang hidup di antara kalian niscaya dia akan menyaksikan perselisihan yang banyak, dan hati-hatilah kalian terhadap perkara yang diada-adakan karena yang demikian adalah kesesatan, maka barang siapa diantara kalian yang mendapati hal itu, hendaklah kalian memegang teguh sunnahku dan sunnah para khulafaurrasidin yang telah mendapat petunjuk, dan pegang teguhlah ia oleh kamu sekalian dengan sekuat-kuatnya” (H.R Bukhari)

wallahu alam bissawab

0 komentar:

Posting Komentar

 
Read more: http://www.bum1.info/2012/04/cara-membuat-navigasi-paging-halaman.html#ixzz1rc16orji