Seri
Kuliah Tauhid
Kami adalah kaum
Yang diutus oleh Allah
Yang diutus oleh Allah
Untuk
mengeluarkan ummat manusia
Dari
penghambaan hamba kepada hamba
Menuju
penghambaan hanya kepada Tuhan-nya Para hamba
Dari
kesempitan hidup di Dunia
Menuju
keluasan karunia-Nya, dan
Dari
Kezhaliman Ideologi-Ideologi
Menuju
kepada Keadilan Islam
Rib'i
bin Amr-Sahabat Rasulullah Saw
Nama
itu telah dicatat dalam sejarah perjuangan kebenaran. Sesaat sebelum
berkecamuknya perang di Lembah Qadisyah. Saat Panglima besar Rustum bertanya
kepada pemuda berpakaian lusuh itu
tentang tujuan kaumnya mendatangi negerinya, kekaisaran Kisra Persia. Maka jawaban seperti
diatas yang ia terima. Sesaat kemudian pemuda itupun beranjak pergi. Sejenak
Rustum menyadari kebenaran perkataan sang Pemuda, hingga ia meminta
pertimbangan pembesar-pembesar pasukannya. dan bacalah nasehat yang ia terima dari
para bangsawan Persia. “Tidakkah kau melihat pakaiannya” dengan nada mengejek. Memang bukan jawaban yang
diharapkannya. Maka sungguh benar hidayah hanya milik Allah SWT dan Rustum
memilih untuk tetap menjadi seorang penyembah Api. hingga sejarah mencatat
dengan tinta emas kemenangan gemilang kaum muslimin pada pertempuran Qadisyah.
Dan Rustum dikabarkan menemui akhir hayatnya ditempat tersebut.
Rib’i
bin Amr bukanlah salah seorang pembesar dari kalangan sahabat. bahkan mungkin
hanya moment itu yang mencatat dengan jelas keberadaannya. Namun perkataannya
membawa pesan yang sangat kuat tentang risalah yang dibawa oleh setiap pembawa
kebenaran, Itulah pesan Tauhid. Pesan yang diatasnyalah setiap Rasul berdiri
untuk menyeru ummat manusia. Dan hal itu terlihat jelas dalam firman Allah SWT:
"Dan sungguhnya Kami telah mengutus Rasul
pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan):
Sembahlah Allah, dan jauhilah Thaghut itu…", (QS An-Nahl:36)
Dan
dari Tanah Mekkah yang berbatu, pesan yang sama telah disampaikan oleh junjungan
kita Nabiyullah Muhammad Saw, untuk membebaskan ummat manusia dari kezhaliman
penyembahan sesuatu yang tak pantas disembah, menuju keadilan tauhid. Dari
perbudakan sesama mahluk menuju kemerdekaan hakiki penyembahan kepada Allah
Swt. Dari gelapnya kebodohan zaman
jahiliyah menuju cahaya ilmu islam yang memukau setiap yang memandangnya.
Zaman
jahilyah tidak hanya menyelimuti jazirah arab tempat beliau dilahirkan dan
dibesarkan, akan tetapi merata diseluruh permukaan dunia, Bangsa Romawi,
Yunani, Hindustan, Aztec hingga Majapahit tenggelam dalam penyembahan dewa-dewi
hasil ilusi mereka. Sebagian orang mengangkat para nabi dan orang shaleh sebagai
anak Tuhan yang ikut disembah. Para Kaisar dan raja mendeklarasikan diri
sebagai titisan Tuhan, Bahkan disekitar Ka’bah sendiri terdapat lebih dari 360
berhala yang dijadikan perantara memohon kepada Allah swt. Paganisme dan Pantheisme begitu kuat
mencengkram seluruh peradaban yang ada. Begitulah terjadinya kerusakan akidah
yang merupakan kezhaliman terbesar. (QS. Luqman:13)
Kerusakan
akidah yang merupakan pokok keyakinan, dengan pasti merembes ke aspek lain, Kezhaliman
ekonomi ribawi, Politik kotor dengan penguasa tiran, Masyarakat Amoral yang
menyebar dari kalangan elit hingga rakyat jelata, telah menjadi kebiasaan yang
ditemui disetiap peradaban. Hingga datanglah utusan terakhir yang membawa
“Kitab perjanjian terakhir” dengan hujjah yang terang diatas kebenaran dan
metode yang memukau diatas akhlak yang mulia untuk kembali menyerukan tauhid
dalam seluruh aspek kehidupan; aqidah, syariah, dan akhlak. Ekonomi, Politik,
dan Sosial Budaya, sehingga sermpurnalah risalah Islam ini. (QS. Al-Maidah:3)
Namun
jalan menuju kesempurnaan tidaklah mudah. Allah Swt menjadikan kehidupan dunia
yang Dia ciptakan dengan kesempurnaan hikmah-Nya sebagai panggung pergolakan
dua kekuatan, antara Kebenaran melawan Kebatilan, Keadilan berhadapan dengan Kezhaliman.
Tauhid versus Syirik. Hingga bagi setiap pembawa kebenaran akan ada musuh yang
selalu siap menghadang langkah-langkah kebenaran. Mengalihkan manusia dari
Tauhid menuju peyembahan-penyembahan Ilusi maupun Materi dalam berbagai bentuk
dan Variannya baik dalam bentuk ideologi Ateisme, Kapitalisme, Komunisme,
Fasisme, Nazisme, kultus individu hingga bentuk paling sederhana sekalipun
seperti menyembah kubur, pohon, dan bergantung pada jimat-jimat. Dan semua
diatur oleh sebuah kekuatan syirik global yang terdiri dari golongan jin maupun
manusia.
Pembawa
Kebatilan dalam menawarkan kebatilannya terkadang mengemukakan argumen yang
nampak canggih, atau bisa juga hanya dengan sekedar membuai syahwat yang
diwanti. Hingga terlenalah manusia maupun jin dalam perbudakan ilusi dan materi
yang tak mereka sadari, Maka nampak kebatilan begitu mendominasi dunia ini.
Mengalir diseluruh nadi peradaban. Dan terkadang kebenaran sepertinya tersudut
dicelah-celah sempit kehidupan.
Namun
bagaimanapun kecanggihan agumen, banyaknya jumlah pendukung, limpahan pemuas
syahwat yang dimiliki oleh Sang Zhalim, semua itu hanya ilusi yang tidak lebih
kuat dari sarang laba-laba. Dan tak akan pernah mampu menundukkan kebenaran
atau melenyapkan benih-benih keadilan yang akan tumbuh dengan akar aqidah yang
kuat. siraman syariat yang sempurna, dan buah akhlak yang memukau. Pohon kebenaran
tersebut akan terus tumbuh, menantang kesombongan syubhat tirani, mendombrak
kekakuan benteng syahwat, dan akhirnya meruntuhkan kerajaan zhalim yang berdiri
diatas pondasi syirik dan materialisme. Dan janji Allah itulah yang paling
benar:
Dialah yang telah mengutus RasulNya
(dengan membawa) petunjuk (Al-Quran) dan agama yang benar untuk dimenangkanNya
atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai. (QS.
At-Taubah:33)
0 komentar:
Posting Komentar