Aku
bermimpi melihat tiang kitab (Islam) ditarik dari bawah bantalku, aku ikuti
pandanganku, ternyata ia adalah cahaya sangat terang hingga aku mengira akan
mencabut penglihatanku, lalu diarahkan tiang cahaya itu ke Syam, dan aku lihat
bahwa bila fitnah terjadi maka iman
terletak di negeri Syam.” [Shahihut-Targhib
wat-Tarhib, no. 3092]
Hari ini kita kembali tersentak
atas konflik yang terjadi di salah satu belahan negeri syam setelah palestina,
yakni Suriah. Ya, sebuah konflik dan
kezhaliman yang telah berlarut-larut dan kini telah menjelma menjadi konflik
bernuansa sektarian antara pemerintahan diktator Bashar Asaad yang merupakan
Presiden Suriah sekaligus pemimpin tertinggi Sekte Syiah Nushariyah menghabisi rakyatnya sendiri. Mereka dibantu oleh Iran,
Irak Boneka AS, Cina dan Rusia serta segenap anasir sosialis dan syiah Rafidhah
lainnya.
Setidaknya sampai sekarang
tercatat lebih 70.000 korban jiwa dan ratusan ribu pengungsi yang harus
merasakan sengatan musim dingin suriah ditemani rentetan mortar dan amunisi.
Dan hari ini kita melihat dunia para “penjaga perdamaian“ hanya berdebat,
mengancam, dan berjanji untuk memberi bantuan atau intervensi langsung. dan
hari ini sudah 2 tahun lebih mereka berdebat dan mengancam. Bandingkan dengan
peristiwa Irak, Libya, Yaman atau yang terbaru Mali Utara yang tanpa banyak bicara “pasukan
perdamaian” segera datang untuk ” mengamankannya.”
Kita tak perlu berharap pada para
“penjaga perdamaian” itu. Sebab rakyat Suriah adalah saudara-saudara kita.
Bantulah mereka dengan apa yang bisa kita bantu, entah itu harta lewat Lembaga
Ummat yang menyalurakan Bantuan untuk mereka, atau sekedar menyadarkan
Masyarakat atas kondisi ini. Atau sekedar mengirim doa tulus untuk mereka di
akhir shalat kita. Sejarah telah mencatat saat Shalahuddi Al-Ayyubi menyatukan
Sebagian besar Syam dan Mesir (setelah menetralisir pengaruh dinasti yang
mengaku-ngaku sebagai Fathimiyyah). Palestina dibebaskan. Jadi untuk apa kita
ragu?!
0 komentar:
Posting Komentar